KARIR

/
0 Comments
-old story-
Pada jaman kuliah dulu saya merupakan mahasiswi yang gemar berorganisasi. mulai dari himpunan mahasiswa jurusan sendiri, badan eksekutif mahasiswa, sampai klub-klub ekstra seperti tenis, basket dan lain sebagainya. Didalam himpunan mahasiswa itu, seringkali saya ikut kepanitiaan - kepanitiaan kecil seperti malam keakraban, studi tour dan lain - lain, seringkali pula saat itu saya menjadi pimpinan dari sebuah bagian dalam kepanitiaan.
Ayu itu supel, memotivasi dan cerdas. itu kesan anak buah terhadap diri saya saat terakhir makrab..saya suruh mereka membuat kesan dan pesan selama saya pimpin, dan itu merupakan cerita kepemimpinan saya yang paling saya ingat sampai sekarang.
Ada kegiatan angkatan kami, yaitu angkatan 2005 untuk menyambut makrab angkatan 2007, panitianya boleh dari angkatan 2006 dan 2005. saat itu demi kegiatan angkatan kami sukses, saya langsung meminta kepada ketua panitia yang saat itu adalah pasangan saya saat makrab 2006, Ahmad Taufik yang sekarang sudah menikah dengan teman saya juga yang seorang dokter, menjadi Koordinator Usaha Dana. Biasanya dalam kegiatan seperti itu ada uang yang memang sudah dikucurkan dari universitas dan jurusan serta uang pendaftaraan makrab yang jumlahnya tidak sedikit. namun, uang itu masih belum cukup untuk menutupi seluruh biaya kegiatan, maka dari itu disetiap kepanitiaan butuh koordinator usaha dana untuk mecari sponsor.
Dari Tahun ketahun, acara makrab di jurusan akuntansi tidak pernah mendapatkan sponsor, karena itu acara internal dan bagi perusahaan acara yang seperti itu tidak punya kans untuk menambah income. saya merubah paradigma itu, acara internal pun bisa mendapatkan banyak uang, istilahnya selalu ada jalan menuju roma.
Ketua saya si ahmad, memberi tantangan yang saya jawab "berikan saya 4 orang maka saya akan dapatkan minimal 10 juta dalam 3 bulan".yup, saya hanya minta rekan kerja saya sebanyak 4 orang saja terdiri dari angkatan 2005 sebanyak 2 orang dan angkatan 2006 juga sama 2 orang.
usahanya?dari mana - mana yang enggak, mulai dari jualan pin, jualan es pas pendaftaran mahasiswa baru, jualan jajanan buka puasa, buat bazaar di tengah lapangan, dan banyak lagi usaha yang kami lakukan. hasilnya? 30juta uang kami hasilkan dari usaha kami.
sebagai koordinator, tugas saya adalah mengkoordinir anak buah saya sedemikian rupa, saya tidak menekan mereka dengan kata - kata memerintah tapi memberikan semangat bahwa kita pasti bisa mencapai angka yang diatas target itu, kami bekerja keras dengan bekerja sama satu sama lain. sampai - sampai anggota kepanitiaan yang lain bilang bagian usaha dana adalah yang paling kompak dari bidang lain.
terakhir ketika makrab berhasil diadakan, anak buah disuruh menulis kesan dan pesan yang ada pada koordinatornya masing - masing. sesuai tulisan diatas itu merupakan kesan salah satu anak buah saya terhadap kinerja saya sebagai atasan.
that's the old story.. betapa di jaman dulu saya bisa menjadi pimpinan yang baik..


15/08/2014
Sudah berapa tahun yah dari cerita saya diatas, dari 2007 ke 2014 sekitar 7 tahun saya lalui tanpa saya menjadi seseorang seperti cerita diatas. Masih dengan semangat saya yang tidak pernah padam, saya pernah menjadi pembaca puisi didepan bapak Dahlan Ishkan. Saya masuk PLN dengan passion bahwa saya bisa menjadi wanita karir yang sukses, berbekal pengetahuan selama ini tentang kepemimpinan dan kerja sama kelompok.
Tapi, sekarang saya tidak punya kepercayaan diri itu. saya sering telat, kinerja saya sudah tidak sebagus dimasa saya belum punya anak, tapi tetap sbnrnya saya akan melaksanakan pekerjaan yang sudah saya emban dengan sungguh sungguh dan sempurna.
Perusahaan ini membuat saya kurang berkembang, membuat saya ragu mau ngurusin orang, cenderung membuat saya berfikir lebih enak menjadi staff biasa aja yang bisa antar jemput anak dan mengurus rumah tangga tanpa kehilangan banyak waktu dengan berkutat pada kerjaan yang menumpuk di tempat kerja.Toh tanpa mengejar jabatan, uang saya sudah cukup. Tanpa mengejar aktualisasi diri yang selalu saya katakan ketika saya di wawancara, saya sudah menemukan jati diri saya.
Seperti postingan sebelumnya, saya sudah menyusun strategi masa depan untuk mencapai lingkaran kenyamanan, dan karir meningkat itu bukan jawaban dari lingkaran kenyamanan. jadi banyak tetek bengek yang harus saya urus diluar urusan rumah tangga saya.
Mungkin saya sudah berubah dari Koleris Akut menjadi Plegmatis Akut. Well, nggak masalah, yang penting saya masih bisa dapat gaji dan bekerja untuk kehidupan kami yang lebih baik.
jawaban saya ini khusus diri saya klo ditanya masalah karir, klo untuk suami saya ya harus mikirin karir. mana ada to istri yang ga mau suaminya punya jabatan?

wish list :
pindah ke jawa dalam waktu dekat



You may also like

Tidak ada komentar: